Kerugian Timnas Indonesia

Sport77offcial.com – Kerugian Timnas Indonesia lolos ke Semifinal Piala AFF 2024 begitu kentara, dan salah satu yang paling mencolok adalah munculnya kembali tagar #STYOut di sejumlah media sosial. Kegagalan Garuda melaju ke semifinal ajang sepak bola paling bergengsi di Asia Tenggara ini membuat para pecinta sepak bola tanah air sangat kecewa.

Kekalahan ini menjadi pukulan telak bagi kubu Garuda yang sebelumnya sudah melaju ke babak terakhir. Beberapa hal dinilai menjadi penyebab terjadinya musibah ini, di antaranya strategi yang kurang matang, penyelesaian akhir yang buruk, hingga banyaknya kartu merah yang diterima pemain kunci.

Daftar Kerugian Timnas Indonesia Gagal Lolos Semifinal Piala AFF 2024

Timnas Indonesia harus menghadapi rentetan kekalahan akibat kegagalannya tersebut. Mari kita telaah lebih saksama dampak kekalahan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024.

  • Puasa Gelar Semakin Panjang

Kegagalan Piala AFF 2024 membulatkan tekad Timnas Indonesia untuk menjuarai turnamen sepak bola paling bergengsi di Asia Tenggara tersebut. Sejak dibentuk pada tahun 1996, skuad Garuda hanya enam kali finis di posisi kedua, yakni pada tahun 2000, 2002, 2004, 2010, 2016, dan 2020.

Harapan Timnas Indonesia untuk mengakhiri paceklik gelar juara pun sirna karena mereka harus menunggu dua tahun lagi untuk berlaga di Piala AFF 2026. Bagi sebagian penggemar sepak bola di Tanah Air, kegagalan melaju ke semifinal Piala AFF 2024 menjadi kerugian Timnas Indonesia yang cukup berarti.

Pilihan Shin Tae-yong untuk menurunkan banyak pemain muda di ajang ini dinilai menjadi salah satu penyebab kegagalan tersebut. Banyak yang menilai Shin Tae-yong meremehkan Piala AFF yang belum pernah dimenangi Timnas Indonesia.

  • Peringkat FIFA Turun

Sebelum Piala AFF 2024 dimulai, Timnas Indonesia berada di peringkat 125 dunia. Kerugian Timnas Indonesia ini terjadi karena Garuda tersingkir di babak penyisihan grup, peringkat FIFA Indonesia turun ke peringkat 130 dunia.

Meski Piala AFF 2024 tidak masuk kalender resmi FIFA, tetap ada poin FIFA yang tersedia di turnamen ini. Kekalahan dari Filipina membuat Timnas Indonesia kehilangan poin krusial, sehingga peringkat pun anjlok.

  • Pemain Muda Jadi Bulan-bulanan Netizen

Kekalahan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 berimbas pada pemain muda yang menjadi incaran netizen di media sosial. Kekecewaan suporter itu dilontarkan dengan melontarkan kritik pedas dan makian kepada pemain muda yang dinilai bermain di bawah standar.

Beberapa pemain muda, termasuk Arkhan Fikri dan Muhammad Ferrari, menjadi sasaran kemarahan netizen. Arkhan Fikri kerap dikritik karena banyak melakukan kesalahan passing, sementara Muhammad Ferrari menjadi pusat perhatian setelah menerima kartu merah dalam pertandingan melawan Filipina.

Hujatan dan kritikan yang berlebihan ini tentu saja dapat berdampak buruk pada sikap dan perkembangan para pemain muda ini. Dengan begitu kerugian Timnas Indonesia akan bertambah panjang karena adanya bulan-bulanan dari netizen ini.

  • Pemain Internasional Jadi Korban

Sebelum Piala AFF 2024 dimulai, dua pemain luar negeri Timnas Indonesia, Rafael Struick dan Marselino Ferdinan, menunjukkan penampilan yang baik di klub masing-masing. Rafael Struick mulai bermain reguler untuk Brisbane Roar, sementara Marselino Ferdinan perlahan masuk ke dalam starting line up Oxford United.

Namun, di Piala AFF 2024, kedua pemain tersebut tampil di bawah standar. Rafael Struick tidak mencetak gol dalam tiga pertandingannya, sementara Marselino Ferdinan jauh lebih buruk, menerima kartu merah saat Timnas Indonesia ditahan imbang 3-3 oleh Laos. Kerugian Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 diperkirakan akan berdampak buruk pada karier mereka di klub masing-masing.

  • Kembalinya Tagar #STYOut

Kegagalan ini membuat Timnas Indonesia melaju ke semifinal Piala AFF 2024 kembali menggemparkan tagar #STYOut yang menyerukan pemecatan pelatih Shin Tae-yong.

Di sejumlah media sosial, sejumlah netizen dan akun penggemar Timnas Indonesia menyampaikan rasa ketidakpuasannya terhadap performa Shin Tae-yong dan menuntut PSSI untuk segera memecatnya.

Meski Shin Tae-yong masih terikat kontrak dengan PSSI hingga 2027, desakan publik untuk memecatnya semakin menguat. Ketua Umum PSSI Erick Thohir memastikan akan mengkaji ulang Shin Tae-yong dan Timnas Indonesia dalam waktu dekat.

Apakah Erick Thohir akan mengambil keputusan yang tidak populer? Dengan memecat Shin Tae-yong? Apa pun bisa terjadi dalam sepak bola. Menarik untuk melihat kiprah Erick Thohir kedepannya untuk memajukan sepak bola Indonesia.

Walaupun ada banyak kerugian Timnas Indonesia yang membuat persepsi apakah PSSI akan mempertahankan Shin Tae-yong atau mencari pelatih baru? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.